Pemikiran Kecil untuk Sesuatu yang Besar

3 komentar

Pandangan Bijou “banyak ahli psikologi anak mengatakan bahwa tahun-tahun prasekolah, sekitar dua sampai lima tahun, adalah salah satu tahapan yang penting. Kalau tidak yang paling penting dalam seluruh tahapan perkembangan dan analisis fungsional. Periode itu adalah periode di mana diletakkan dasar-dasar struktur perilaku yang kompleks yang dibentuk di dalam kehidupan seorang anak.

White berpendapat bahwa dasar-dasar yang diletakkan selama dua tahun pertama dari kehidupan merupakan dasar yang paling kritis. Menurut White, sumber kemampuan manusia ditemukan dalam masa kritis antara delapan dan delapan belas bulan. Selanjutnya diterangkan bahwa pengalaman-pengalaman anak selama rentang waktu itu lebih menentukan kemampuan di kemudian hari daripada sebelum atau sesudahnya.

Erikson berpendapat bahwa masa bayi merupakan masa individu belajar sikap-sikap percaya atau tidak percaya, tergantung bagaimana orangtua memuaskan kebutuhan anaknya akan makanan, perhatian, dan kasih sayang. Diungkapkan bahwa sikap-sikap ini kurang lebih mapan selama hidup dan mewarnai persepsi individu terhadap orang lain dan situasinya.

Kutipan-kutipan di atas berasal dari Elizabeth B. Hurlock dalam bukunya yang berjudul Psikologi Perkembangan yang tanpa sengaja kubaca dalam rangka tuntutan sebuah mata kuliah bernama Perkembangan Anak yang mau tidak mau saya dalam kedudukannya sebagai mahasiswa harus memiliki modal pengetahuan sebelum masuk kuliah di esok harinya.

Setelah lembar demi lembar terlewati saya tertarik dengan kutipan-kutipan di atas walaupun mungkin teori di atas sudah tidak asing lagi di telinga kita. Teori mengenai Golden Age yang terjadi pada usia 0-5 tahun. Masa di mana seorang anak mengalami perkembangan terbaiknya, pembentukan struktur perilaku yang kompleks. Sehubungan hal tersebut maka saya beranggapan bahwa seharusnya saya, anda, kalian dan orang-orang dewasa lainnya sudah seharusnya memiliki pengetahuan mengenai hal di atas. Karena di suatu hari kelak saat saya, anda, kalian, mereka telah memiliki sebuah keluarga yang di kemudian hari akan hadir bayi-bayi mungil di dalamnya,  saya, anda, kalian, mereka secara naluriah akan memberikan pendidikan dan pengasuhan kepada bayi-bayi tersebut. Alangkah baiknya jika pengetahuan ini dimiliki oleh para calon orangtua agar mereka bisa memaksimalkan dan merencanakan secara baik pendidikan dan pengasuhan terbaik apa yang akan mereka berikan kepada anak-anak mereka. Sebab masa ini adalah “tahapan yang penting, kalau tidak yang paling penting dalam seluruh tahapan perkembangan dan analisis fungsional. Periode itu adalah periode di mana diletakkan dasar-dasar struktur perilaku yang kompleks yang dibentuk di dalam kehidupan seorang anak.”

Kurasa di masa inipun orangtua telah bisa menanamkan nilai-nilai keTuhanan, nilai-nilai kejujuran, dan nilai luhur lainnya yang saya rasa sedikit banyak kita bisa mengharapkan bahwa penanaman nilai-nilai ini secara dini akan membawa dampak perubahan meskipun kecil dalam kehidupan bernegara kita di suatu saat nanti. Mau tidak mau atau suka tidak suka, para bayi-bayi ini akan menjadi generasi penerus sebuah bangsa. Jika perubahan yang hingga kini didengung-dengungkan di mana-mana yang hingga kini belum terlihat ‘aksi’nya, maka… mari kita selaku para calon orangtua melakukan itu dari hal kecil ini, dari lingkup keluarga kita untuk sebuah perubahan yang besar kelak di kemudian hari. Melakukan perbuatan KECIL untuk sebuah perubahan BESAR.


Jawaban Allah Atas Sebuah Kata Bernama 'GaLau'

10 komentar

Bismillah…

Be a positive person, who has a positive thinking
For a positive future in the positive life

Sebaris kalimat yang baru saja saya baca di waktu ba’da sahur menunggu subuh, iseng kutarik sebuah buletin dari rak buku yang dua hari lalu dibagikan lepas mengikuti sebuah kajian muslimah di kampus. Sebaris kalimat yang seketika bisa menerbitkan sebuah senyum, kemudian berkata kepada diri sendiri mengapa membiarkan buletin ini ‘nangkring’ di rak buku selama dua hari???? Karena setelah membaca selembar buletin ini seolah akhirnya menemukan jawaban atas kegalauan yang kurasakan beberapa hari terakhir ini.

Beberapa hari terakhir mendapati beberapa hal yang terjadi tidak sesuai keinginan dan harapan –menurut saya- yang menerbitkan kekecewaan di hati. Dan ternyata jawaban atas kekecewaan itu terjawab secara sederhana dengan bahasa yang sederhana pula dalam buletin ini. Saya berkeyakinan bahwa melalui cara inilah Allah Subhanahu Wata’ala menjawab do’a saya. Tidak selamanya dalam bentuk sesuatu yang ‘wah’ bahkan hanya melalui ‘pembagian’ selembar buletin yang datang di saat yang tepat. Teori bahwa Allah selalu memberi yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan, pada kesempatan ini kembali terbukti. Allah tahu apa yang kubutuhkan sekarang melalui cara sederhana ini.

Dalam buletin ini dikatakan bahwasanya apapun yang telah terjadi dalam kehidupan kita, baik hal baik terlebih hal buruk –menurut kita- adalah sudah menjadi kehendak Allah. Dan dalam kedua hal tersebut akan selalu ada hikmahnya, insyaAllah. Kita hanya harus bisa senantiasa berpositif thinking (made in English), berprasangka baik (made in Indonesia), berhuznudzon (made in arab). Sebagaimana kutipan dalam buletin ini yang diambil dari sebuah buku ‘Quantum Ikhlas_Erbe Sentanu’ bahwa apa yang dipikirkan, baik ataupun buruk merupakan apa yang sedang direncanakan untuk terjadi. Ia yang berpikir tentang keindahan, maka berarti ia merencanakan keindahan itu untuk terjadi dalam hidupnya. Dan ia yang berpikir (mencemaskan) tentang kesulitan, berarti ia merencanakan kesulitan itu terjadi dalam hidupnya. Dan jauh sebelum Erbe Sentanu menuangkan itu dalam bukunya, Allah telah menjelaskannya dalam sebuah hadits Qudsi tentang ini:

 Dari abu Hurairah ra,. Ia berkata: Nabi shallallahu ‘alahi wasallam bersabda: “Allah Ta’ala berfirman: “Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya apabila ia ingat kepadaKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam dirinya maka Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam kelompok orang-orang yang lebih baik dari kelompok mereka. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepadaKu sehasta maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil” (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

            Selain itu masih ada beberapa kutipan kalimat-kalimat yang kembali bisa menerbitkan semangatku yang sempat menurun beberapa derajat. Kembali bisa menjernihkan fikiran dan melapangkan hati untuk menerima segala apa yang telah Allah subhanahu wata’ala berikan. Di sini dikatakan bahwa:

Dari Abu Hurairah ra,. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari mukmin yang lemah dan pada keduanya ada kebaikan. Rajinlah melakukan kemanfaatan bagi dirimu dan janganlah bersikap loyo, mintalah pertolongan kepada Allah serta jika ditimpa musibah, janglah berkata, ‘seandainya aku begini dan begitu, maka hasilnya akan begini dan begitu’. Tapi katakanlah, ‘ini terjadi karena takdir Allah dan apapun yang Ia kehendaki pastilah akan Dia perbuat. Sebab perkataan ‘seandainya’ hanya akan membuka pintu-pintu setan untuk semakin menyesatkanmu.” (HR. Muslim).

Dikutip dari Tarbawi edisi 249 Th. 12, Jumadil Awwal 1432 H/21 April 2011 M, hal: 23 “. . . beberapa penafsir Al Qur’an berkata, “suatu kesulitan tidak bisa mengalahkan dua kemudahan.”
Kemenangan datang setelah kesabaran dan kemudahan datang setelah kesulitan”.
Seorang bijak menasihatkan pula, “biarkan kejadian demi kejadian mengalir di jalan yang telah ditentukan. Dan janganlah tertidur kecuali dengan pemikiran yang bening, antara saat memejamkan mata dan membukanya. Allah mengubah segala sesuatu dari satu kondisi ke kondisi lainnya . . .

Dikutip dari Tarbawi edisi 163 Th. 8, Sya’ban 1428 H/7 September 2007 M, hal: 16 “. . . jika kita membiarkan diri kita terus menerus dikuasai oleh kesalahan-kesalahan masa lalu, sesungguhnya kita sedang merelakan diri sendiri dipenjarakan oleh kesengsaraan, kecemasan, dan kesedihan. Sebab, hal-hal negative seperti itu biasanya muncul karena pesimisme yang kita tanam sendiri dalam diri kita.”
Dalam sebuah hadits disebutkan, “barangsiapa rela, maka baginya kerelaan, dan barangsiapa yang benci, maka baginya kebencian.” (HR. Tirmidzi)

Namun, bukan berarti usaha berpositive thingking ini menjadi pelarian untuk tidak melakukan evaluasi diri melalui kata-kata “ya, inilah yang terbaik untuk saya” tanpa melakukan usaha yang maksimal sebelumnya. Jika ikhtiar telah dilakukan, maka kemudian tawakkal illallah yang seharusnya menjadi pegangan.

Mudah-mudahan manfaat tulisan ini tidak hanya berhenti di saya, namun dapat pula sampai kepada orang lain, aamiin…


            

V_V

0 komentar

Bismillah…

Huuuuufffhhhh…beberapa hari belakangan rasanya sedang mengalami masa-masa sekarat. Sekarat semangat mungkin tepatnya tapi dengan baiknya hanya tampak olehku seorang, orang lain bahkan ade’ kecil dan rekan sekosan lain Alhamdulillah tidak mengetahui ke’sekarat’an ini. Yaaah tetap bisa senyam-senyum, tetap bisa adu canda, dan semacamnya. Tapi pas lagi punya waktu sendiri, bisa merenung lama dan akhirnya nangis kecil sendiri (G boleh nangis besar ntar mesti bikin konferensi pers).

Akhirnya pengumuman tes TOEIC dari kampus menyatakan saya belum lulus bersama 14 teman sekelas lainnya, hanya 5 orang yang dinyatakan lulus dan bisa bernafas lega karena telah memenuhi persyaratan ini. Kami-kami yang belum lulus mesti menyelesaikan dan bisa memperoleh skor TOEFL minimal 450 hingga akhir semester karena dikhawatirkan jika terus menunda akan mempersulit pada saat penyelesaian TA alias tesis. Hmmmm menerima kabar tersebut, jujur rasanya langsung nge-blank walopun dah punya rasa kalo mungkin belum lulus tapi dengan segenap hati meyakinkan diri bahwa SAYA PASTI BISA, namun sayangnya inilah yang terjadi di TKP. Mau tidak mau harus menyadari bahwa ‘tantangan’ di semester awal ini kembali bertambah. Sudah ada penambahan SKS non formal dengan bahasa sunda kini ditambah dengan bahasa inggris, kemudian tugas-tugas formal lainnya yang satu demi satu sudah berdatangan dan membayangi hingga semester ini usai.

Inikah perjalanan S2 ituuu??????

Lepas dari ke’sekarat’an kuliah, saya juga lagi rindu kampuang nan jauh di mato..rindu Makassar, rindu rumah, teman-teman, sodara(i), masakan rumah, ojek bareng bapak, huaaaaaaah….home sick di awal semester..jadi pengen pulang apalagi tugas-tugas berdatangan ke arahku jadi rasanya mau kabuuur ke rumah..

Ingat itu semua bisa bikin nangis dan hati tuuu kaya’ lemees,… bukan karena ingin melarikan diri dari tugas, insyaAllah TIDAK karena inilah jalan yang sudah saya pilih dan saya sudah memulainya hingga saya pun harus bisa menyelesaikannya dengan baik kalo perlu jayyid jiddan –ingat istilah ini dimana yaaaa- hehee… hanya saja jika kondisi seperti ini terjadi di rumah kan rasanya akan beda cerita, rumah selalu terasa memiliki energy tersendiri yang bisa membuat saya tidak mudah merasa drop, selalu bisa membuat saya berapi-api menyelesaikan tugas-tugas. Apa karena berada di rumah yang notabene ada bapak dan mama’ yang saat melihat mereka rasanya selalu bisa merasakan setiap tangkai-tangkai harapan beliau kepadaku???? Apalagi kalo bapak sudah ‘turun tangan’ ikut membantu menyediakan segala hal yang saya butuhkan, mengantar ke tempat mana yang saya perlu datangi, dan ada masakan mama’ yang selalu bisa disantap saat perut mulai minta jatah setelah kehabisan dipakai beraktivitas????? Sementara di sini hal-hal semacam itu tak bisa lagi kudapati. Pulang-pulang mendapati kamar yang kadang masih kosong kalo teman sekamar belum pulang dari kampus, kemudian menengok rice cooker apa ada nasi di dalam sana ataukah tidak, jika tidak haruslah bersegera memasak sebelum keringat dingin melanda. Ada nasi belum tentu lauknya pun sudah ada jadi harus pintar-pintar sambil jalan pulang ke kosan mampir beli lauk. Daaaan itulah sedikit perbedaan antara rumah dan kosan.

Segala hal yang berbeda itu perlu ‘adaptasi’, dan salah satunya mungkin seperti ini berada dalam situasi hati lemees mengingat segala hal di atas. Yaaaah seperti apapun kondisiku kini tetap hanya dirikulah yang bisa menguat-nguatkan diri, menyemangati diri dan tulisan ini hanyalah sebagai media untuk menggambarkan bagaimana situasiku kini. Di luar itu, saya tetap berusaha bisa survive dengan ‘tantangan’ ini. Karena saya yakin Allah tidak akan membawa saya hingga ke tahap ini jika saya dianggap tidak mampu melewatinya. Terima kasih ya Allah atas segala apa yang telah Engkau berikan, senantiasa jadikan hamba termasuk orang-orang yang pandai bersyukur baik dengan nikmat maupun ujian dan cobaan yang jika dengannya hamba bisa makin mendekatkan diri kepadaMu. Aamiin…


Seandainya setiap keinginan kita harus terpenuhi, maka kacaulah dunia.
Seandainya setiap kebutuhan n keinginan kita terpenuhi di dunia maka apa yang tersisa untuk akhirat
(
ust Irwan Fitri,Lc)


Heeey...Aku Kembali !!!!

0 komentar

Bismillah…

Di sinilah saya kini, dalam sebuah kamar yang kurang lebih berukuran 3X4 (G tau pastinya berapa, belum pernah ngukur secara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya) bersama rekan sekamar yang biasa kupanggil ade’ kecil. Yaaah secara usia ia memang adikku dan bertubuh kurus layaknya diriku sehingga jadilah kamar kami pun dinobatkan oleh rekan-rekan lainnya sebagai kamar terluas karena kami berdua sebagai penghuni termasuk dalam kategori kurus bin imut sehingga kamar ini terkesan luas dan jaaauuuh dari kesumpekan, Alhamdulillah… jadi orang-orang yang termasuk dalam golongan kami janganlah bersedih hati dengan ke ‘kurus’an kalian karena lihatlah kami berdua mendapat penobatan seperti ini walopun tanpa berbuah piala.

Berada di sini menjadi sebuah kesyukuran tersendiri dan terbesar dalam hidupku. Cita yang dahulunya hanya kujeritkan dalam hati ternyata didengarkan dan disimak secara seksama oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan diwujudkan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Yakinlah Allah Maha Mendengar, Maha Melihat,.

Kamarku kini dengan warna putih bercampur beberapa noda yang tidak selapang dan seluas kamarku yang berwarna hijau menyejukkan mata yang kutemui seperti biasanya dahulu, namun di sinilah aku mulai menghabiskan putaran waktu bersama beberapa tumpukan tugas, celoteh siang-malam, tawa riang yang kadang sumbang, dan kisah demi kisah yang mulai mengalirkan rasa.

Di belahan bumi inilah –bumi siliwangi– kunobatkan diri sebagai nak rantau, mengejar ilmu merajut masa depan bersama asa dan harapan orangtua yang begitu besar mengalirkan semangat di dalam diri. Walaupun itu tidak pernah beliau sampaikan tapi saya bisa merasakan itu dan meyakini bahwa do’a-do’a beliau tiada pernah henti mengalir bagi nak rantau ini.

Kepadamu bapak dan mama’,..yang kutahu bukan hal mudah mengizinkan anak gadis seperti diriku berada begitu jauuuh dari pandangan kalian. Tapiiiii…bapak dan mama’, inilah moment dimana saya akan belajar begitu banyak hal yang belum kutemui dahulu, lebih belajar akan sebuah proses kehidupan yang insyaAllah pada masa-masa mendatang akan begitu sangat berguna.


Ahhhh sungguh diri ini tidak ingin mengecewakan kalian, maka dari itu di tengah kegalauan akan tugas demi tugas, asa dan harapan bapak dan mama’ lah yang senantiasa kukenangkan hingga menembus sanubari dan kembali menggerakkan jari jemari dan meminta otak untuk terus bekerja dan berkarya di kamar 3X4 ini dengan prestasi sebagai kamar terluas dan terlapang se arena kosan. Daaan salah satu karya itu hadirlah kini ditandai oleh tulisan acakadut macam ini yang menandakan kembalinya aku dalam tulis-menulis di blogku yang beberapa waktu ini hanya kulirik tanpa selera. Mudah-mudahn tulisan demi tulisan akan menyusul di tengah kegalauanku akan tugas yang datang silih berganti.,.. mari bersemangat_ mari menikmati !!!