JENIS-JENIS GANGGUAN MOTORIK DAN ORTOPEDI


1.      Cerebral Palsy (CP)
Cerebral Palcy merupakan golongan gangguan motorik dan ortopedi yang sitem kelainannya terletak pada kerusakan sistem persyarafan.
Cerebral Palsy secara harfiah terdiri dari 2 kata yaitu “Cerebral” yang berarti “otak” dan Palsy yang berarti “kekauan” (Assjari, 1996 : 36).
            Sehingga berdasarkan arti katanya Cerebral Palcy berarti kekauan karena sebab-sebab yang terletak di dalam otak. Sebenarnya tidak seluruh bagian otak yang rusak, hanya bagian-bagian tertentu saja yang mengalami kelainan, dan bagian otak yang mengalami kelainan menentukan jenis cerebral palcy yang terjadi. Kerusakan otak yang telah terjadi tidak mungkin dapat pulih tetapi juga tidak bertambah parah tetapi kelainan pada posisi tubuh, gerakan-gerakan ritmis atau masalah-masalah kehidupan lainnya bisaa menjadi semakin parah.
            Untuk meminimalisir semakin parahnya kelainan-kelainan pada anak cerebral palcy akan lebih baik bila kita mengenali gejala anak cerebral palcy sejak bayi baru dilahirkan. Gejala-gejala tersebut antara lain:
  1. Waktu lahir, bayi yang mengalami cerebral palcy tampak lemas dan lunglai dan tidak atau sedikit sekali melakukan pergerakan.
  2. Bayi sulit mengisap atau menelan/berlanjut kepada masalah makan.
  3. Perkembangan kontrol badan dan kaki yang lambat (disbanding anak normal). Misalnya lambat menegakkan kepala, duduk atau berjalan, tubuhnya mungkin sangat lemas atau sangat kaku sehingga akan kesulitan dalam merawat bayi tersebut.
  4. Perkembangan gerak memegang yang khas terutama dalam posisi berbaring, kadang anak hanya menggunakan satu tangan atau kadang tangannya sangat kaku sehingga anak kadang salah untuk meraih sesuatu yang berada di hadapannya.
Pada anak yang lebih besar, identifikasi cerebral palcy bisa dilihat dari kesulitan anak dalam berkomunikasi, gangguan kecerdasan, gangguan panca indera, gangguan keseimbangan, gangguan mengontrol gerakan tubuh sampai kepada adanya gerakan-gerakan abnormal yang terjadi tanpa disadari atau adanya gerakana ritmis yang terus menerus.
            Berdasarkan bagian-bagian tubuh yang mengalami kelainan dari cerebral palcy dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu:
  1. Hemiplegi (kelainan pada satu sisi yang vertical)
  2. Panaplegi (kelainan pada kedua anggota gerak bawah)
  3. Diplegia (kelainan pada kedua anggota gerak atas)
  4. Quadriplegi/Tetraplegi (kelainan pada kedua anggota gerak atas dan kedua nggota gerak bawah)
Ada beberapa jenis cerebral palcy yang mana setiap jenis memperlihatkan ciri yang berbeda-beda. Jika dilihat dari gejala pergerakan otot maka Cerebral Palcy terbagi menjadi:
a)      Spastik
Anak spastik mengalami kekauan atau ketegangan otot yang terutama timbul jika  otot-otot tersebut akan digerakkan serta bertambah parah jika anak gelisah, marah, takut, terkejut, atau tidak tenang. Sebaliknya akan berkurang saat anak tenang atau tidur. Kekauan/kekejangan bisa terjadi pula pada organ-organ bicara seperti lidah, pita suara dan rahang sehingga anak mengalami gangguan berkomunikasi.
Posisi Khas Anak Spastik
-       Saat Berdiri
Anggota gerak bawah menjadi kaku atau kaki menyilang seperti gunting
-      Posisi tubuh saat anak berbaring
Kepala terputar ke satu sisi, anggota gerak kaku, dan anggota gerak atas tertekuk.
 b)     Rigid
Anak rigid mengalami gejala yang sangat khas, gerakannya sangat kaku, lambat dan tertahan-tahan mirip gerakan robot. Anak rigid benar-benar mengalami kesulitan untuk dapat melakukan mobilisasi/berpindah tempat dengan baik.
c)      Ataxia
Gangguan keseimbangan tubuh merupakan ciri khas pada anak-anak ataxia sehingga sulit untuk dapat duduk, berdiri dan berjalan, gaya berjalan anak ataxia seperti orang mabuk, sempoyongan seperti hendak terjatuh, sehingga untuk mengatasinya anak ataxia akan berjalan membungkuk dengan kedua kaki melebar.
d)     Tremor
Tremor berarti gemetar. Anak tremor memperlihatkan gejala adanya getaran-getaran halus yang umumnya terjadi pada tangan atau jari-jari tangan, getaran-getaran tersebut terjadi dengan sendirinya dan tidak disadari oleh anak serta kadang dapat juga terjadi pada organ bicara dan organ-organ penglihatan yang mengakibatkan gangguan bicara dan gangguan penglihatan.
 e)      Campuran
Gangguan gerak tipe campuran pada anak Cerebral Palcy berarti anak mengalami dua atau tiga jenis kelainan misalnya anak menderita spastik dan athetoid atau anak menderita spastik dan tremor.
Faktor-faktor penyebab terjadinya cerebral palcy menurut Werner  (2002 : 113) terbagi menjadi 3 bagian yaitu “sebab-sebab sebelum kelahiran (prenatal), sebab-sebab sekitar waktu kelahiran (perinatal/natal), dan sebab-sebab setelah kelahiran (postnatal).”
1)      Sebab-sebab sebelum kelahiran (prenatal)
-      Infeksi yang dialami ibu ketika hamil, ada beberapa infeksi yang membawa resiko pada janin terutama pada kehamilan trimester pertama. Infeksi virus itu antara lain infeksi Cytomega Virus (CMV), Rubella, Herpes Zoster dan Varicella,
-      Infeksi parasit Taxoplasma gondii yang menyebabkan penyakit taksoplasmosis.
-      Perbedaan ketidak cocokan Rh darah ibu dan anak.
-  Penyakit-penyakit yang diderita ibu seperti diabetes atau toksemia (keracunan kehamilan).
-      Herediter atau diturunkan (jarang terjadi).
-      Penyebab-penyebab lain yang belum diketahui.
2)      Sebab-sebab sekitar waktu kelahiran (perinatal/natal)
-     Kekurangan Oksigen (O2) waktu lahir (Anoxia) yang mengakibatkan bayi lahir biru dan lunglai dengan kerusakan otak.
-      Cedera otak waktu lahir, bisaanya karena faktor-faktor penyulit kelahiran.
-      Kelahiran prematur.
3)      Sebab-sebab setelah lahir (postnatal)
-      Trauma yang secara langsung mengenai otak, misalnya karena terjatuh.
-      Infeksi yang menyerang otak sepeti Encephalitis dan Meningitis.
-     Kekurangan oksigen dalam waktu yang cukup lama. Misalnya karena tenggelam atau keracunan gas.
Melihat amat beragamnya faktor-faktor penyebab yang dapat menimbulkan Cerebral Palsy, maka jenis Cerebral Palsy ini merupakan jenis gangguan motorik dan ortopedi yang paling banyak ditemukan dibanding jenis anak gangguan motorik dan ortopedi yang lainnya.

2.      Poliomyelitis
Poliomyelitis merupakan golongan gangguan motorik dan ortopedi yang sistem kerusakannya terletak pada sumsum tulang belakang (Medulla Spinalis).
Virus polio bisaanya bisanya menyerang anak-anak ehingga penyakit ini disebut “penyakit lumpuh anak-anak” (infantile penalysis). Nurrachim (1985 : 81) mengatakan bahwa “penyakit polio merupakan suatu penyakit virus akut, timbul secara sporadik dan epidemik dengan karakteristik berbagai derajat kerusakan sel saraf dengan lokalisasi khusus yaitu cornu anterior, medulla spinalis, dan medulla oblongata.
          Penyakit polio paling sering menyerang bayi dari usia 8 bulan sampai 24 bulan meski kadang menyerang pula anak usia 4 atau 5 tahun bahkan jika sanitasi lebih baik dalam epidemik polio cenderung menyerang anak-anak yang lebih besar/remaja. Virus polio masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan tinggal serta berkembang biak dalam saluran cerna, kelenjar-kelenjar limfe, hati dan limpe.
          Virus polio dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
-          Tipe 1 Brunshile
-          Tipe 2 Langsing
-          Tipe 3 Leon
Berat ringannya gejala klinik yang timbul tergantung pada beberapa hal, diantaranya:
a.   Derajat kekebalan tubuh individu. Mereka yang pernah mendapat vaksinasi poilo atau pernah kontak dengan penderita polio sebelumnya tapi tidak sampai jatuh sakit bisaanya memiliki kekebalan tubuh yang lebih kuat terhadap penyakit ini.
b.    Jenis virus polio. Makin banyak dan makin ganas virus polio yang menyerang bisaanya makin berat kerusakan syaraf yang ditimbulkannya.
c.    Faktor penderita:
-     Anak lelaki lebih sering terjangkit dibanding anak perempuan.
-    Makin tua usia makin berat gejala klinik.
-    Kelelahan, operasi, suntikan, dan trauma dapat memperberat gejala klinik.
Masa tunas virus polio antara 7-14 hari (kadang lebih singkat sekitar 3 hari, tapi bisa lebih panjang sekitar 35 hari). Infeksi polio dapat dicegah dengan pemberian imunisasi pada bayi dan anak-anak.
Sanitasi lingkungan yang baik, pemberian imunisasi dan pemberian gizi yang baik terbukti telah mampu menurunkan penyebaran virus polio (Werner, 2002 : 74). Bagi anak yang telah terinfeksi virus polio dan sehingga mennyebabkannya menjadi lumpuh permanen, maka ia memerlukan rehabilitasi dan terapi yang tepat dengan pemberian alat bantu ambulasi yang sesuai dengan kondisi fisiknya.

3.      Muscle Dystrophy (MD)
Muscle Dystrophy merupakan golongan gangguan motorik dan ortopedi yang sistem kelainannya terletak pada otot-ototnya.
Muscle Dystrophy secara harfiah terdiri dari 2 kata yaitu “Muscle” yang berarti “otot” dan  “Dystrophy “ yang berarti “tidak berkembang”.
Sehingga menurut (Assjari, 1996 : 45) diartikan sebagai jenis penyakit otot yang mengakibatkan otot tidak dapat berkembang.
         Pengertian berkembang bukan berarti otot-ototnya tidak dapat membesar tetapi otot-ototnya semakin melemah. Penyakit ini dikenal pula dengan istilah “Musculorum Dystrophia Progresiva” dikarenakan penyakit ini bersifat “Progresif” berkaitan dengan kondisi fungsi otot anak muscle dystrophy dari bulan demi bulan serta tahun demi tahun menjadi semakin melemah akhirnya kecacatan anak akan semakin parah. Yang dirasakan perubahannya itu secara terus menerus dan berkelanjutan.
         Sifat kelumpuhan yang dialami anak-anak muscle dystrophy berbeda dengan yang dialami anak-anak gangguan motorik dan ortopedi lainnya. Kelainan pada anggota gerak anak muscle dystrophy bersifat simetris, yang berarti kelumpuhan bisaanya mengenai kedua tangan atau kedua kaki, meskipun mayoritas anak muscle dystrophy mengalami kelumpuhan pada kedua anggota gerak bawahnya.
         Kelainan muscle dystrophy lebih sering dialami oleh anak laki-laki dibanding anak perempuan. Tanda-tanda awal yang dapat dikenali pertama kali tampak pada saat anak berusia 3 sampai 5 tahun. Hal ini berdasarkan pendapat Assjari yang mengatakan bahwa “tanda-tanda anak menderita muscle dystrophy baru kelihatan setelah anak berusia 3 tahun melalui gejala yang tampak yaitu gerakan-gerakan yang lambat” (1996 : 45).
          Untuk mengetahui seorang anak menderita muscle dystrophy ialah dengan mengamati anak saat duduk, berdiri dari duduk atau berdiri dari jongkok. Karena pada saat duduk, tulang punggung anak lebih melengkung ke depan seperti membungkuk. Kadang anak duduk dengan menahan berat badannya menggunakan kedua tangannya. Saat bangkit dari duduk kadang anak harus mengangkat badan dengan bantuan kedua tangannya, demikian pula untuk bangun dari lantai atau jongkok anak mengangkat pahanya dengan bantuan tangannya. Sehingga tampak sedang memanjat tubuhnya sendiri. Hal ini disebabkan karena kelemahan pada bagian otot pahanya.
          Kelemahan otot pertama terjadi pada kaki, bagian depan paha, panggul, perut, bahu dan siku. Kemudian mengenai tangan, wajah dan otot-otot leher (Werner, 2002 : 136). Kelemahan otot akan terus berlanjut secara bertahap, bisaanya sebagian besar anak muscle dystrophy tidak mampu lagi berjalan saat berusia 10 tahun.
         Faktor penyebab terjadinya muscle dystrophy sampai saat ini belum diperoleh kesepakatan dari para ahli. Tetapi yang paling dipercaya sebagai faktor penyebab muscle dystrophy ialah karena faktor genetik. Werner (2002 : 137) mengatakan bahwa “Berdasarkan hasil penelitian, 2 dari 3 keluarga yang menderita muscle dystrophy ada riwayat penyakit ini diantara para anggota keluarga laki-laki dari pihak ibu.”
         Dari pernyataan di atas, kita bisa menarik kesimpulan bahwa ibu merupakan orang yang membawa gen penyebab (carier) muscle dystrophy pada anak laki-lakinya.
Tetapi pada kenyataannya, adapula anak perempuan yang mengalami muscle dystrophy. Assjari (1996 : 45) mengatakan bahwa “jika dibandingkan jumlah anak muscle dystrophy yang laki-laki dan perempuan, ternyata penderita laki-laki lebih banyak ketimbang perempuan. Hal ini tidak berarti anak perempuan tidak ada yang terkena muscle dystrophy, ada tetapi pada muscle dystrophy jenis tertentu.”
         Ada 2 tipe muscle dystrophy yang biasa ditemui, yaitu:
1)  Tipe pseudohypetropic (duchenne) adalah tipe yang paling umum dan hanya dijumpai pada anak laki-laki. Ciri-ciri yang nampak adalah kelumpuhan terjadi pada otot-otot pinggang, bahu, kaki, dan tangan. Anak bisaanya meninggal sebelum usia remaja.
2)      Tipe facio scapulo humeral adalah tipe muscle dystrophy yang juga dijumpai pada anak perempuan selain anak laki-laki. Kelumpuhan tipe ini lebih nampak jelas pada otot-otot bahu dan otot-otot tangan daripada yang terjadi pada otot-otot kaki serta otot-otot wajah.
Secara medis, belum ada obat yang ditemukan yang dirasa dapat menolong untuk menyembuhkan anak muscle dystrophy bahkan terapi khusus atau latihan-latihan tidak dapat menghentikan kondisi otot yang makin hari makan melemah. Dukungan keluarga dirasakan akan sangat membantu anak melalui hidup penuh kebahagiaan meskipun dengan keterbatasan fisik dan perkiraan rentang usia yang juga terbatas.

1.      Karakteristik Fisik
1.      Karakteristik Fisik
a.       Gejala yang nampak:
-          Cerebral Palcy
a)      Spastik: Kelainan fisik ditandai dengan kekakuan atau ketegangan otot.
b)      Athetoid: Kelainan fisik ditandai dengan adanya gerakan-gerakan yang tidak terkontrol.
c)      Ataxia: Kelainan fisik ditandai dengan keseimbangan tubuh yang buruk.
d)     Tremor: Kelainan fisik ditandai dengan adanya gerakan-gerakan pada tubuh yang menyerupai getaran-getaran.
e)      Rigid: Kelainan fisik ditandai dengan kekakuan yang sangat pada tubuh, gerakannya lambat dan tertahan-tahan mirip robot.

b.      Bagian-bagian tubuh yang terkena
Kelainan Cerebral Palcy bisaanya mengenai bagian tubuh secara simetris dengan pola-pola yang khas. Seperti pada:
-          Hemiplegi, kelainan pada satu sisi yang vertical
-          Panaplegi, kelainan pada kedua anggota gerak bawah
-          Diplegia, kelainan pada kedua anggota gerak atas
-          Quadriplegi/Tetraplegi, kelainan pada kedua anggota gerak atas dan kedua nggota gerak bawah
Gejala penyerta pada anak Cerbral palsy
Kekauan otot pada anak cerebral palsy dapat mengakibatkan terjadinya kontraktur (pemendekan otot dan berkurangnya ruang gerak sendi). Lama kelamaan otot-otot yang berfungsi menekuk anggota gerak menjadi makin memendek dan akhirnya anggota gerak tidak dapat dilururskan lagi bahkan pada saat otot-otot mengendur, kontraktur dapat dicegah dengan koreksi posisi.

-          Poliomyelitis
Kelumpuhan karena virus polio dapat mengenai otot-otot tubuh mana pun (paling umum pada anggota gerak bawah). Kelumpuhan polio adalah kelumpuhan jenis lunglai (tidak kaku).
Bagian-bagian tubuh yang terkena
Kelumpuhan pada anak polio memperlihatkan pola yang asimteris dan tidak teratur.
Gejala penyerta pada anak poliomyelitis
Komplikasi yang timbul setelah timbulnya kecacatan (kelayuhan) pada anak-anak polio diantaranya ialah kontraktur persendian yang akan makin parah jika salah penanganan pada anak saat sakit.

-          Muscle Dystrophy
Gejala yang nampak
Karakteristik fisik anak muscle dystrophy dimulai saat anak berumur 3-5 tahun dengan tanda timbulnya kelumpuhan sebagai akibat melemahnya kondisi otot yang akan bertambah parah dari hari ke hari. Kelainan muscle dystrophy belum dapat diobati hingga kini bahkan terapi atau latihan-latihan khusus tidak dapat menghentikan kondisi makin melemahnya otot-otot. Pada kondisi klimaks, anak muscle dystrophy akan menggunakan kursi roda untuk ambulasi sehari-hari.
Gejala penyerta pada anak muscle dystrophy. Paling fatal jika gejala penyerta kondisi muscle dystrophy mengenai otot jantung dan pernapasan.
Werner (2002 : 136) menyatakan bahwa “anak bisaanya meninggal sebelum usia 20 tahun karena gagal jantung atau radang paru-paru.”
Karakteristik lain pada penderita muscle dystrophy adalah sulit buang air besar sehingga memerlukan diet makanan.
Scoliosis, lordosis, atau kyposis akan memperparah kondisi fisik anak muscle dystrophy sebagai akibat terjadinya kelemahan otot-toto punggung, perut dan dada.


a.     

0 komentar:

Posting Komentar

G berkomentar G rameee,...yuuuuk silahkaan ^^