Pemikiran Kecil untuk Sesuatu yang Besar

Pandangan Bijou “banyak ahli psikologi anak mengatakan bahwa tahun-tahun prasekolah, sekitar dua sampai lima tahun, adalah salah satu tahapan yang penting. Kalau tidak yang paling penting dalam seluruh tahapan perkembangan dan analisis fungsional. Periode itu adalah periode di mana diletakkan dasar-dasar struktur perilaku yang kompleks yang dibentuk di dalam kehidupan seorang anak.

White berpendapat bahwa dasar-dasar yang diletakkan selama dua tahun pertama dari kehidupan merupakan dasar yang paling kritis. Menurut White, sumber kemampuan manusia ditemukan dalam masa kritis antara delapan dan delapan belas bulan. Selanjutnya diterangkan bahwa pengalaman-pengalaman anak selama rentang waktu itu lebih menentukan kemampuan di kemudian hari daripada sebelum atau sesudahnya.

Erikson berpendapat bahwa masa bayi merupakan masa individu belajar sikap-sikap percaya atau tidak percaya, tergantung bagaimana orangtua memuaskan kebutuhan anaknya akan makanan, perhatian, dan kasih sayang. Diungkapkan bahwa sikap-sikap ini kurang lebih mapan selama hidup dan mewarnai persepsi individu terhadap orang lain dan situasinya.

Kutipan-kutipan di atas berasal dari Elizabeth B. Hurlock dalam bukunya yang berjudul Psikologi Perkembangan yang tanpa sengaja kubaca dalam rangka tuntutan sebuah mata kuliah bernama Perkembangan Anak yang mau tidak mau saya dalam kedudukannya sebagai mahasiswa harus memiliki modal pengetahuan sebelum masuk kuliah di esok harinya.

Setelah lembar demi lembar terlewati saya tertarik dengan kutipan-kutipan di atas walaupun mungkin teori di atas sudah tidak asing lagi di telinga kita. Teori mengenai Golden Age yang terjadi pada usia 0-5 tahun. Masa di mana seorang anak mengalami perkembangan terbaiknya, pembentukan struktur perilaku yang kompleks. Sehubungan hal tersebut maka saya beranggapan bahwa seharusnya saya, anda, kalian dan orang-orang dewasa lainnya sudah seharusnya memiliki pengetahuan mengenai hal di atas. Karena di suatu hari kelak saat saya, anda, kalian, mereka telah memiliki sebuah keluarga yang di kemudian hari akan hadir bayi-bayi mungil di dalamnya,  saya, anda, kalian, mereka secara naluriah akan memberikan pendidikan dan pengasuhan kepada bayi-bayi tersebut. Alangkah baiknya jika pengetahuan ini dimiliki oleh para calon orangtua agar mereka bisa memaksimalkan dan merencanakan secara baik pendidikan dan pengasuhan terbaik apa yang akan mereka berikan kepada anak-anak mereka. Sebab masa ini adalah “tahapan yang penting, kalau tidak yang paling penting dalam seluruh tahapan perkembangan dan analisis fungsional. Periode itu adalah periode di mana diletakkan dasar-dasar struktur perilaku yang kompleks yang dibentuk di dalam kehidupan seorang anak.”

Kurasa di masa inipun orangtua telah bisa menanamkan nilai-nilai keTuhanan, nilai-nilai kejujuran, dan nilai luhur lainnya yang saya rasa sedikit banyak kita bisa mengharapkan bahwa penanaman nilai-nilai ini secara dini akan membawa dampak perubahan meskipun kecil dalam kehidupan bernegara kita di suatu saat nanti. Mau tidak mau atau suka tidak suka, para bayi-bayi ini akan menjadi generasi penerus sebuah bangsa. Jika perubahan yang hingga kini didengung-dengungkan di mana-mana yang hingga kini belum terlihat ‘aksi’nya, maka… mari kita selaku para calon orangtua melakukan itu dari hal kecil ini, dari lingkup keluarga kita untuk sebuah perubahan yang besar kelak di kemudian hari. Melakukan perbuatan KECIL untuk sebuah perubahan BESAR.


3 komentar:

  1. Salam alaikum, salam kenal..
    (copas komen di ngerumpi biar gak pegel xD )

    Kebetulan ane ngajar metode pengembangan bahasa AUD.. nyambung banget emang..

    Saran buat orang dewasa, kalopun blom merit, pasti pada punya ponakan..

    Saranin jangan maksa anak usia emas tuk ikut les ini-itu sebab AUD itu (usia 1-10 taunan) cara belajarnya dominan musti sambil main.

    Kisah sejati anak seorang peneliti perkembangan AUD:

    anak beliau yang sulung, dulunya pinter banget, semangat banget diikutin les ini-itu. pokoknya kebanggaan si bokap banget.

    baru 3 taun bahasa linggisnya udah cas-cis-cus. Juara kelas terus sampe lulus SD.

    Taunya pas SMP malah mulai turun nilainya, si bokap ngira wajar, mungkin lagi puber dan agak jenuh belajar terus..

    ternyata eh ternyata sampe lulus SMA jeblok mulu.. malah kayak yang putus asa tu anak.

    Selidik punya selidik, penelitian si bokap sendiri ngebuktiin.. hasil scan struktur otak si anak.. ternyata sel-sel sinapsnya udah pada mati dan luruh..

    sel2 sinaps yang luruh itu gakan bisa tumbuh lagi dan jadi "cacat permanen". Walhasil, si bokap merasa bersalah sampe sekarang.


    Buat yg punya anak usia emas:
    Bagusan tebel muka dikit kalo anak kita nilainya jeblok karena gak ikut les ini-itu daripada anak stress (baru di sistem pendidikan skarang ada kasus anak skola bunuh diri gara2 plajaran)

    bagusan ajarin dulu agama ma moral sambil fun aja.

    Fakta: ane dulu gak skola TK dan gak ikut les ini-itu. alhamdulillah gak bego2 amat pas udah gedenya.. *mungkin

    Salut ada anak muda ngeh ma beginian..

    BalasHapus
  2. oya, postingan ini saya share ke grup di pesbuk.. :)

    BalasHapus
  3. ohh iyya ndak pp,jaman sekarang mah copas dah lazim daripada jari keriting buat ngetik ulang..

    apaaah?????masyaAllah...dishare ke grup pesbuk???haduuuh neng Chan ini ngerasa postingannya terlalu dini dan biasa untuk beredar di sebuah grup pesbuk...namuun jika ini dikatakan sebuah ilmu yo wes ndak pp, mudah2an manfaat...

    BalasHapus

G berkomentar G rameee,...yuuuuk silahkaan ^^